Harmonisasi Standar Batas Maksimum Residu (BMR) Nasional: Menuju Sistem Keamanan Pangan yang Kuat

Indonesia tengah mengembangkan satu sistem nasional harmonisasi Maximum Residue Limits (MRL) atau atas Maksimum Residu (BMR) untuk memastikan keamanan pangan dan mendukung kelancaran perdagangan internasional. Inisiatif ini melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan mitra internasional untuk menyelaraskan proses, standar, serta panduan teknis dalam penetapan MRL.

Mengapa MRL Penting?

BMR adalah batas maksimum residu pestisida yang diizinkan pada produk pangan. Nilai ini ditetapkan melalui evaluasi ilmiah yang melibatkan studi toksikologi, residu tanaman, dan data konsumsi pangan. Penetapan BMR berfungsi untuk melindungi konsumen dari potensi risiko kesehatan, serta menjadi acuan penting dalam perdagangan pangan lintas negara

Proyek harmonisasi BMR Nasional memiliki empat sasaran utama:
1️⃣ Meninjau dan menyempurnakan proses penetapan BMR nasional.
2️⃣ Menetapkan kejelasan peran antar lembaga terkait, mulai dari regulator, laboratorium, hingga pengawas.
3️⃣ Mengadopsi praktik terbaik dari FAO, OECD, dan Codex sebagai acuan ilmiah internasional.
4️⃣ Menyusun pedoman dan manual nasional BMR untuk memperkuat sistem penetapan berbasis sains

Praktik Internasional Sebagai Acuan

Negara seperti Australia dan Selandia Baru telah menerapkan sistem BMR yang konsisten, transparan, dan berbasis ilmiah.
Mereka memanfaatkan alat seperti OECD BMR Calculator, FAO Global Diets Data, serta hasil evaluasi JMPR (Joint Meeting on Pesticide Residues) untuk memastikan keamanan pangan.
Pendekatan ilmiah yang sama kini diadaptasi Indonesia untuk membangun sistem yang kompatibel secara global dan kredibel secara ilmiah.

Dampak: Melindungi Konsumen, Memfasilitasi Perdagangan

Hasil akhir dari proyek ini adalah satu set standar BMR Nasional yang harmonis, disusun berdasarkan prinsip ilmiah dan pendekatan risiko yang transparan.
Manfaatnya mencakup perlindungan konsumen domestik, peningkatan kepercayaan pasar ekspor, serta efisiensi regulasi antar lembaga.
Tujuan utamanya jelas: melindungi keselamatan konsumen sekaligus memperlancar arus perdagangan pangan Indonesia di tingkat global.

Dengan mengedepankan pendekatan berbasis sains, transparansi, dan kerja sama lintas lembaga, Indonesia memperkuat sistem keamanan pangannya.
Harmonisasi Batas Maksimum Residu (BMR) bukan hanya langkah teknis, melainkan strategi nasional untuk memastikan pangan Indonesia aman, bermutu, dan berdaya saing di pasar dunia.

Leave a Comment

Your email address will not be published.