Hari Kesaktian Pancasila 2025: Meneguhkan Persatuan dalam Keberagaman Bangsa

Pancasila sebagai Dasar Persatuan

Setiap 1 Oktober, Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini bukan sekadar ritual, tetapi momentum untuk mengenang bagaimana Pancasila berhasil menjadi tameng ideologi bangsa di tengah berbagai ancaman perpecahan.

Ancaman Persatuan di Masa Lalu dan Kini

Sejarah mencatat, Pancasila pernah diuji oleh berbagai ideologi yang ingin menggantikannya. Namun, keteguhan bangsa menjaga Pancasila membuat Indonesia tetap berdiri kokoh. Kini, ancaman persatuan datang dalam bentuk lain: polarisasi sosial, intoleransi, serta pergeseran nilai akibat perkembangan globalisasi dan digitalisasi.

Relevansi Pancasila di Era Modern

Pancasila tetap relevan sebagai pegangan hidup bangsa:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa → menjaga spiritualitas di tengah derasnya arus global.
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab → mendorong keadilan sosial.
  3. Persatuan Indonesia → fondasi menghadapi polarisasi.
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan → memperkuat demokrasi sehat.
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia → memastikan pemerataan pembangunan.

Aktualisasi Nilai Pancasila

Agar Pancasila tidak hanya jadi slogan, perlu langkah nyata:

  • Pendidikan Pancasila yang kontekstual bagi generasi muda.
  • Menghidupkan kembali budaya gotong royong di masyarakat.
  • Mendorong kolaborasi lintas sektor dengan semangat musyawarah.
  • Menolak segala bentuk intoleransi dan diskriminasi.

Hari Kesaktian Pancasila adalah pengingat bahwa persatuan bangsa harus dijaga dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Ia bukan hanya dasar negara, tetapi pedoman moral dan sosial.

Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman nyata, Indonesia tidak hanya mampu bertahan menghadapi tantangan, tetapi juga mampu melangkah maju menjadi bangsa besar yang berdaulat, adil, dan sejahtera.

“Jaga Pancasila, Jaga Indonesia.”

Leave a Comment

Your email address will not be published.