Momentum Penting bagi Bioteknologi Pertanian
Bioteknologi pertanian kini menjadi salah satu pilar utama dalam menghadapi tantangan global: ketahanan pangan, perubahan iklim, serta keberlanjutan lingkungan. Untuk memperkuat kapasitas negara-negara di kawasan Asia Pasifik, International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA) kembali menyelenggarakan Asian Short Course on Agribiotechnology, Biosafety Regulation, and Communication (ASCA8) pada 8–12 September 2025 di Manila, Filipina.
Program intensif selama lima hari ini menjadi wadah strategis bagi ilmuwan, regulator, pembuat kebijakan, komunikator sains, hingga pelaku industri untuk memperdalam pemahaman, meningkatkan keterampilan, serta memperluas jejaring kolaborasi lintas negara.

Fokus Utama: Tiga Pilar ASCA8
ASCA8 dirancang untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman komprehensif di tiga bidang utama:
- Aplikasi Bioteknologi Pertanian
Membahas perkembangan terkini dalam genetic engineering dan gene editing untuk mendukung produktivitas pertanian, ketahanan pangan, serta pengurangan dampak lingkungan. - Lingkungan Kebijakan dan Regulasi
Menyajikan pemahaman mengenai kerangka regulasi keamanan hayati (biosafety regulation), termasuk bagaimana kebijakan dapat berkembang untuk menjawab tantangan teknologi baru. - Komunikasi Sains yang Efektif
Memberikan strategi agar informasi tentang manfaat maupun risiko bioteknologi dapat tersampaikan secara jelas kepada publik, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan lain.

Metode: Pembelajaran Teori dan Praktik Lapangan
Keunikan ASCA8 terletak pada kombinasi antara pembelajaran teori dan praktik langsung. Selain sesi kelas dan diskusi panel, peserta akan mengikuti:
- Tur ke fasilitas riset bioteknologi, untuk melihat proses penelitian dan inovasi secara langsung.
- Kunjungan ke lahan petani, guna memahami bagaimana bioteknologi diterapkan dalam praktik pertanian nyata.
- Hands-on activities, yang memperkaya pengalaman peserta melalui simulasi, studi kasus, dan interaksi langsung dengan pakar.
Pendekatan ini memastikan bahwa peserta tidak hanya memahami konsep, tetapi juga memiliki wawasan aplikatif dalam mengimplementasikan bioteknologi.
Sejak diluncurkan pada tahun 2018, program ASCA telah memberdayakan lebih dari 200 peserta dari berbagai negara di Asia Pasifik, yang berasal dari lembaga pemerintah, universitas, perusahaan swasta, hingga organisasi non-profit.
Manfaat yang dirasakan antara lain:
- Peningkatan kapasitas regulasi dalam mengelola teknologi bioteknologi secara aman.
- Kolaborasi lintas sektor, mempertemukan ilmuwan, pembuat kebijakan, dan industri.
- Transfer pengetahuan regional, yang memungkinkan setiap negara mengadaptasi pengalaman dan praktik terbaik dari negara lain.

Jalan Menuju Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan
ASCA8 di Manila menjadi momentum penting untuk memperkuat kapasitas regional di bidang bioteknologi pertanian. Dengan fokus pada aplikasi ilmiah, regulasi yang adaptif, dan komunikasi publik yang efektif, program ini diharapkan mampu mempercepat adopsi teknologi inovatif demi mendukung ketahanan pangan nasional dan pertanian berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik.
Delegasi Indonesia terdiri dari unsur pemerintah, lembaga riset, regulator, dan industri:
- Silvi Charlotte Sumanti – Kemenko Bidang Pangan
- Nur Azizah – BRMP Biogen
- Haura Nanda Rizka – BPJPH
- Dhany Hermansyah – Bapanas
- Afif Ziyadi Rafi – CropLife Indonesia
- Titi Rahayu – FAS USDA
Kehadiran lintas lembaga ini menunjukkan pendekatan kolaboratif untuk memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis bioteknologi.
Bagi Indonesia, keikutsertaan dalam ASCA8 membuka peluang untuk memperkuat daya saing pertanian, memperluas jejaring kolaborasi internasional, dan memastikan bahwa inovasi bioteknologi dapat diimplementasikan secara aman, bermanfaat, dan berkelanjutan bagi masyarakat.