Hari Krida Pertanian yang diperingati setiap tanggal 21 Juni, adalah momen penting dalam dunia pertanian Indonesia. Istilah “krida” berarti kegiatan atau karya. Maka, Hari Krida Pertanian adalah bentuk penghargaan kepada seluruh insan pertanian dari petani, penyuluh lapangan, akademisi, hingga pengusaha pertanian yang telah berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan dan keberlanjutan ekosistem.
🌾 Tantangan dan Realita Saat Ini:
Pertanian Indonesia dihadapkan pada tantangan seperti:
- Perubahan iklim yang mempengaruhi pola tanam dan produksi pangan.
- Regenerasi petani yang lambat: rata-rata usia petani saat ini 45 tahun ke atas (BPS, 2023).
- Tingginya biaya produksi karena harga pupuk dan pestisida yang naik.
- Lahan pertanian yang menyusut akibat konversi lahan.
Namun di balik itu, banyak inovasi menjanjikan:
- Penggunaan bioteknologi untuk menciptakan benih tahan hama & kekeringan.
- Smart farming yang memanfaatkan AI dan IoT.
- Program Petani Milenial oleh Kementerian Pertanian untuk menarik generasi muda ke sektor ini.
🌱 Harapan ke Depan:
- Meningkatkan akses petani terhadap teknologi dan kredit mikro.
- Membangun ekosistem agribisnis digital yang terintegrasi.
- Menjadikan petani sebagai garda terdepan dalam pembangunan berkelanjutan.
Seperti semangat Hari Krida, mari kita tidak hanya mengenang tapi bertindak. Baik sebagai konsumen, inovator, maupun pengambil kebijakan, masa depan pertanian Indonesia adalah tanggung jawab bersama.
DAFTAR PUSTAKA:
- Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Pertanian Indonesia.
- Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2024). Rencana Strategis Pertanian 2020–2024.
- FAO. (2023). The future of food and agriculture – Drivers and triggers for transformation.
- Pusat Penyuluhan Pertanian. (2022). Data Petani Milenial dan Program Regenerasi.
- Bank Dunia. (2023). Indonesia Agriculture Sector Review.
