Apakah Prolintan (Pestisida) Berbahaya Bagi Manusia? Ini Fakta yang Perlu Kamu Tahu!

Pestisida atau produk perlindungan tanaman (prolintan) adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama, penyakit, atau gulma yang dapat merusak tanaman. Meskipun pestisida berperan penting dalam menjamin produksi pangan, kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kesehatan manusia terus menjadi topik hangat di masyarakat. Mari kita telaah faktanya.

Bagaimana Pestisida Bisa Masuk ke Tubuh Manusia?

Pestisida bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai jalur:

  • Inhalasi (pernapasan): saat menyemprot tanpa masker atau berada di sekitar area penyemprotan.
  • Absorpsi kulit: saat kontak langsung tanpa perlindungan seperti sarung tangan, baju lengan panjang, atau sepatu bot.
  • Ingesti (tertelan): melalui makanan yang terkontaminasi jika tidak dicuci dengan baik atau jika residu melebihi ambang batas.

Efek Kesehatan dari Paparan Pestisida

Paparan pestisida bisa bersifat akut (jangka pendek), tergantung dosis, frekuensi, dan jenis bahan aktifnya:

Efek Jangka Pendek:

  • Iritasi kulit dan mata
  • Mual, muntah
  • Pusing, sakit kepala
  • Sesak napas

Penggunaan Pestisida yang Aman Sangat Mungkin Dilakukan

Pestisida tidak otomatis berbahaya jika digunakan sesuai anjuran. Beberapa prinsip penting dalam penggunaan yang aman:

  • Mengikuti label dan dosis anjuran dari produsen.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, goggles, sarung tangan, dan pakaian tertutup saat aplikasi.
  • Mematuhi masa pra-panen (PHI), yaitu waktu tunggu antara aplikasi pestisida dan panen untuk memastikan residu sudah turun ke tingkat aman.
  • Menyimpan pestisida dengan benar dan menjauhkannya dari jangkauan anak-anak.

Regulasi dan Pengawasan Residu Pestisida

Di Indonesia, pestisida diawasi ketat oleh:

  • Kementerian Pertanian (Kementan) melalui proses registrasi dan pengujian bahan aktif
  • Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui pengawasan residu dalam produk pangan
  • Standar MRL (Maximum Residue Limit) digunakan untuk menentukan batas aman residu pestisida dalam pangan

Produk yang lolos uji MRL dianggap aman untuk dikonsumsi.

Pestisida Modern: Semakin Aman dan Spesifik

Teknologi pestisida kini berkembang menuju:

  • Pestisida biologis (biopestisida): berbasis mikroorganisme alami
  • Formulasi rendah toksisitas: lebih selektif ke hama dan lebih ramah lingkungan
  • Targeted delivery: mencegah penyebaran luas ke manusia dan non-target organism

Pestisida bukanlah musuh, melainkan alat bantu dalam pertanian modern. Namun seperti halnya obat atau alat lainnya, penggunaannya harus sesuai aturan dan prosedur keamanan. Risiko memang ada, tapi bisa diminimalisasi dengan edukasi, APD, dan kepatuhan terhadap standar keamanan.

Jadi, pestisida tidak otomatis berbahaya bagi manusia yang berbahaya adalah penggunaannya yang salah.

Daftar Pustaka

  1. CropLife International. (2023). Are Pesticides Safe?
    https://www.pesticidefacts.org
  2. FAO & WHO. (2020). International Code of Conduct on Pesticide Management.
  3. Badan POM RI. (2022). Petunjuk Teknis Penetapan Batas Maksimum Residu (BMR) Pestisida.
  4. Kementerian Pertanian RI. (2022). Pedoman Penggunaan Pestisida yang Baik (Good Agricultural Practices).
  5. WHO. (2019). Health effects of pesticide exposure in agricultural and non-agricultural settings.
  6. US Environmental Protection Agency (EPA). (2022). Understanding Pesticide Risk.

Leave a Comment

Your email address will not be published.