Kontribusi Inovasi Pertanian terhadap Produktivitas Pertanian

Tahukah #SahabatCropLife, Pertanian merupakan kontributor penting bagi perekonomian global dan nasional.

Menurut Buku Tahunan Statistik Pangan dan Pertanian Dunia FAO 2023, nilai global yang dihasilkan oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 84 persen antara tahun 2000 dan 2021, mencapai USD 3,7 triliun pada tahun 2021.

Di Asia saja, kontribusinya meningkat dua kali lipat dari USD 1,2 triliun pada tahun 2000. menjadi USD 2,4 triliun pada tahun 2021. Tanah, air, tenaga kerja dan input pertanian merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau berdampak pada produksi pertanian.

Berikut ini sekilas bagaimana inovasi #pertanian berkontribusi terhadap produktivitas pertanian secara berkelanjutan.

Penggunaan Air
Penelitian telah menunjukkan bahwa jagung hasil rekayasa genetika yang tahan terhadap kekeringan mengurangi transpirasi sebesar 17,5 persen dalam kondisi stres, sehingga memungkinkan retensi kelembaban yang lebih baik dan kemampuan untuk bertahan dalam kekeringan tanpa irigasi tambahan. Jagung (jagung) toleran kekeringan yang ditanam secara komersial pertama kali pada tahun 2013, menunjukkan peningkatan hasil sekitar 5 persen dibandingkan varietas lainnya.


Tata Guna Lahan
Kemajuan dalam perlindungan tanaman dan bioteknologi tanaman berarti petani dapat bercocok tanam lebih banyak di lahan yang sudah mereka miliki dan lebih banyak lahan dengan keanekaragaman hayati tidak perlu dibuka untuk menanam pangan. Misalnya, jika bioteknologi tanaman belum tersedia bagi petani pada tahun 2020, maka untuk mempertahankan tingkat produksi global pada tahun tersebut diperlukan tambahan penanaman kedelai seluas 11,6 juta hektar (ha), jagung 8,5 juta ha, kapas dan kapas sebesar 2,8 juta ha. 0,5 juta ha kanola. Luas total 23,4 juta ha ini setara dengan gabungan luas pertanian Filipina dan Vietnam.


Kesehatan Tanah
Kesehatan tanah adalah kemampuan tanah untuk mempertahankan produktivitas pertanian dan melindungi sumber daya lingkungan. Tanah berfungsi sebagai penyimpan karbon utama dan pengatur air, yang menjadikannya salah satu aset paling berharga untuk mengatasi perubahan iklim. Praktik pertanian dengan pengolahan tanah konservasi meninggalkan sisa tanaman di lahan, meningkatkan habitat dan sumber makanan bagi serangga, burung, dan hewan lainnya. Tanaman biotek, dipadukan dengan herbisida, memungkinkan pengolahan tanah konservasi yang tidak mengganggu tanah. Hal ini menyisakan karbon di dalam tanah dan membiarkan keanekaragaman hayati alami tanah berkembang.


Ayo kamu, jangan lupa lakukan kunjungan di akun-akun social media CropLife Indonesia untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai edukasi dan inovasi teknologi pertanian di Indonesia.
Twitter : @croplifeindo
LinkedIn : Croplife Indonesia
Youtube : Croplife Indonesia
Facebook : Croplife Indonesia
Instagram : Croplife Indonesia

Leave a Comment

Your email address will not be published.