Kabar Baik untuk Petani Apel Batu, Peneliti Ini Temukan Formula untuk Obat Mata Ayam

SURYAMALANG.COM | BATU – Di tengah rasa putus asa sejumlah petani apel Kota Batu karena serangan wabah mata ayam, datang secercah cahaya harapan yang bisa membangkitkan optimisme.Rudy Mardiyanto, membawa berita baik bahwa ia telah menemukan formula yang dapat menjadi obat mata ayam pada apel, khususnya Apel Manalagi.Warga Desa Sumber brantas yang juga seorang petani apel sekaligus peneliti itu menemukan obat mata ayam yang kini tengah mendera jutaan buah apel di Kota Batu.

Formula yang ia temukan itu berupa fungisida. Cairan tersebut disemprotkan pada buah yang menderita mata ayam.
Penyemprotannya bisa dilakukan secara rutin maupun berkala. Fungisida temuan Rudy bisa menghambat pertumbuhan jamur penyebab mata ayam. Ditemui di ladang apel miliknya, Rudy menunjukan sejumlah apel yang sembuh dari wabah mata ayam. Bintik hitam yang menjadi tanda wabah mata ayam terlihat memudar. Bercaknya juga tidak banyak. Temuannya itu tentu menjadi kabar baik bagi para petani. Rudy sendiri juga mengaku senang dengan temuannya tersebut dan berharap temuannya bisa membantu para petani apel. Rudy melakukan penelitiannya di ladangnya sendiri yang seluas 1 Ha. Di ladangnya, terdapat Apel Manalagi dan Apel Anna. Ladang tersebut telah menjadi laboratorium penelitiannya hingga menemukan formula penghambat pertumbuhan mata ayam.

“Apel rasa manis cenderung dihinggapi mata ayam, yakni Apel Manalagi. Apel Anna ada, tapi tidak separah Apel Manalagi,” ujar Rudy, Rabu (20/1/2021).
Awalnya, Rudy banyak mendengar keluhan para petani apel mengenai mata ayam yang menyerang saat penghujan tiba. Sebenarnya, wabah tersebut sudah lama terjadi, namun tiga tahun belakangan ini terasa sangat menyakitkan bagi petani apel. Ladang apel miliknya seluas 1 Ha juga tidak luput dari wabah mata ayam. Mayoritas apel yang ia tanam terserang mata ayam. Berangkat dari banyaknya keluhan para petani dan pengalaman empirisnya itu, Rudy mulai melakukan penelitian di tempatnya sendiri. Ia seorang diri meneliti, dengan biaya sendiri, tenaga dan pemikiran sendiri. Penelitian itu ia mulai sejak delapan bulan yang lalu.Ia memadukan sejumlah pestisida dalam ‘ramuannya’. Empat bulan berselang, kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia menciptakan sebuah cairan fungisida yang dapat menghambat bibit mata ayam pada apel. Sebagai percobaan awal, Rudy telah menyemprotkan temuannya itu di ladang miliknya. Hasilnya, berhasil.

Rudy sendiri belum memberi nama hasil temuannya tersebut. Ia hanya menyebut temuannya itu sebagai obat mata ayam atau fungisida. “Akhirnya dari hasil observasi yang saya lakukan ini menemukan jika mata ayam itu berasal dari jamur. Jamur itu penyebarannya berjalan selama empat hari. Mulai dari spora hingga spora lagi,” kata Rudy, Rabu (20/1/2021).

Buah yang mendapat semprotan fungisida ciptaan Rudy, akan berkembang tanpa bintik mata ayam yang lebih banyak. Bintik mata ayam hanya sampai pada permukaan kulit saja, tidak sampai masuk ke dalam daging buah. Serangga seperti lalat juga memiliki peran menyebarkan mata ayam. Diterangkan Rudy, lalat melubangi buah apel, namun uniknya yang dihinggapi sebagian besar adalah Apel Manalagi. Setelah dilubangi lalu datang hujan sehingga jamur masuk melalui lubang itu dan menyebar mulai ukuran 1 mili hingga beberapa sentimeter. Berdasarkan penelitiannya, wujud jamur mata ayam itu sendiri memiliki bentuk pipih seperti padi. Setelah mengetahui karakteristik dan rantai pertumbuhan serta penyebarannya, Rudy akhirnya menemukan pestisida yang bisa membunuh mata ayam.

Penyemprotan sudah mulai dilakukan di ladangnya empat bulan lalu berhasil mengembalikan kondisi apel seperti semula. “Apel yang disemprot ini juga layak konsumsi karena ambang dosis yang kami gunakan sangat tepat. Bahan kimia itu jika terlalu banyak bahaya, sedangkan jika kurang tidak akan ada efeknya,” paparnya. Rudy tak ingin menyimpan rahasia atas kesuksesannya menemukan obat mata ayam pada apel. Ia pun sangat terbuka jika ada petani yang menghubunginya. Rudy menegaskan, penelitian yang dilakukan karena ia memiliki idealisme.
Maka dari itu, ia tidak banyak berharap atau berpangku tangan pada Pemerintah Kota Batu.

“Ketika saya berhasil maka harus saya tularkan ke teman-teman sehingga bisa mendapatkan kepuasan tersendiri dengan membantu orang-orang,” akunya. Rudy masih terus mengembangkan temuannya tersebut. Ia juga tengah memproduksi temuannya agar bisa digunakan oleh banyak petani, khususnya petani apel. Di samping itu, Rudy tengah mencari formula dalam bentuk organik. Dikatakannya, untuk menemukan formula organik perlu waktu yang cukup lama.

Sumber: https://suryamalang.tribunnews.com/amp/2021/01/20/kabar-baik-untuk-petani-apel-batu-peneliti-ini-temukan-formula-untuk-obat-mata-ayam?page=all

Leave a Comment

Your email address will not be published.