Pendahuluan
Tanggal 30 Mei diperingati sebagai Hari Kentang Internasional, yang diinisiasi oleh FAO dan komunitas pertanian global untuk mengapresiasi kontribusi kentang dalam sistem pangan dunia. Sebagai tanaman yang telah menyelamatkan jutaan orang dari kelaparan, kentang adalah simbol ketahanan pangan dan inovasi pertanian yang adaptif.
Sejarah Kentang
Kentang (Solanum tuberosum) pertama kali dibudidayakan sekitar 8.000 tahun lalu oleh masyarakat Inka di Pegunungan Andes, Peru. Setelah penjelajah Spanyol membawanya ke Eropa pada abad ke-16, kentang menyebar cepat ke berbagai wilayah dunia. Di Irlandia, kentang menjadi makanan pokok, meskipun juga sempat menyebabkan bencana kelaparan besar (Great Famine) saat penyakit menyerang tanaman kentang. Tragedi ini justru menjadi dorongan penting untuk memperbaiki sistem pertanian dan ketahanan pangan global.
Kentang dalam Sistem Pangan Global
Kentang adalah salah satu tanaman pangan utama di dunia—setelah padi, jagung, dan gandum—namun memiliki keunggulan unik:
- Produktivitas tinggi: menghasilkan lebih banyak kalori per hektar
- Cepat panen: hanya membutuhkan waktu tanam 70–120 hari
- Adaptif iklim: bisa tumbuh di dataran tinggi dan iklim sejuk
- Nutrisi: sumber karbohidrat kompleks, vitamin C, B6, dan kalium
Kentang juga digunakan dalam berbagai bentuk olahan industri, dari tepung, makanan ringan, hingga bahan baku bioetanol, menjadikannya komoditas multifungsi dalam pertanian modern.
Kentang & Ketahanan Pangan
FAO mencatat bahwa kentang berperan penting dalam mengurangi kerawanan pangan di negara-negara berkembang karena:
- Biaya produksi relatif rendah
- Mudah ditanam oleh petani kecil
- Tidak tergantung pada impor biji-bijian global
Di tengah krisis pangan dan perubahan iklim, kentang menjadi solusi berbasis lokal yang kuat untuk ketahanan pangan jangka panjang.
Hari Kentang Internasional adalah momen penting untuk mengenali kembali potensi luar biasa dari tanaman sederhana ini. Dari sisi gizi, ekonomi, hingga lingkungan, kentang terus menjadi andalan dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
- FAO (2023). Why potatoes matter. https://www.fao.org
- The International Potato Center (CIP). (2021). Potatoes for food security and income generation.
- Reader, J. (2008). Potato: A History of the Propitious Esculent. Yale University Press.
- Global Panel on Agriculture and Food Systems for Nutrition. (2020). The Role of Roots and Tubers in Food Security.
Ayo kamu, jangan lupa lakukan kunjungan di akun-akun social media CropLife Indonesia untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai edukasi dan inovasi teknologi pertanian di Indonesia.
Twitter : @croplifeindo
LinkedIn : Croplife Indonesia
Youtube : Croplife Indonesia
Facebook : Croplife Indonesia
Instagram : Croplife Indonesia
Tiktok : Croplife Indonesia