Filipina: Negara Pertama di ASEAN yang Menyetujui Tanaman Bioteknologi (PRG)

Tahukah kamu? Filipina adalah negara pertama di Asia Tenggara yang mengadopsi dan menyetujui penggunaan tanaman bioteknologi secara komersial!
Langkah ini menjadikan Filipina sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi genetika untuk pertanian yang lebih tahan terhadap hama, efisien, dan ramah lingkungan.

  1. Sejarah Penyetujuan PRG di Filipina

Pada tahun 2002, Filipina menyetujui penanaman jagung Bt varietas jagung hasil rekayasa genetika (PRG/GM crop) yang tahan terhadap ulat penggerek batang.

Ini menjadi langkah besar dalam dunia pertanian Asia Tenggara, karena menunjukkan bahwa negara berkembang pun bisa mengadopsi bioteknologi berbasis sains dengan regulasi ketat.

  1. Manfaat Bioteknologi untuk Petani Filipina

Menurut data dari ISAAA dan Kementerian Pertanian Filipina:
Peningkatan hasil panen: Jagung Bt mampu meningkatkan hasil hingga 24% dibandingkan varietas konvensional.
Penurunan biaya pestisida: Petani pengguna jagung Bt mengalami pengurangan penggunaan pestisida hingga 60%, yang berarti lebih hemat dan ramah lingkungan.
Pendapatan petani meningkat: Dengan produktivitas yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, petani skala kecil pun mendapat manfaat ekonomi secara langsung.

  1. Keamanan dan Regulasi yang Ketat

Sebelum disetujui untuk konsumsi dan penanaman, semua tanaman biotek di Filipina harus melalui proses evaluasi ketat oleh:

DA (Department of Agriculture), DOH (Department of Health), DENR (Department of Environment and Natural Resources), DILG (Department of Interior and Local Goverment) yang dipayungi oleh DOST (Department of Science and Technology)

Filipina bahkan dikenal sebagai salah satu negara dengan regulasi biotek paling komprehensif di Asia.

  1. Mengapa Ini Relevan untuk Indonesia?

Sebagai negara agraris, Indonesia juga menghadapi tantangan yang sama: perubahan iklim, serangan hama, dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Filipina telah menunjukkan bahwa adopsi bioteknologi yang aman dan bertanggung jawab bisa membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.

Filipina adalah contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan dan kebijakan yang berpihak pada petani bisa menciptakan solusi nyata untuk pertanian berkelanjutan. Saatnya kita juga membuka ruang untuk inovasi teknologi yang bisa bantu petani Indonesia melangkah ke masa depan yang lebih cerah.

Daftar Pustaka:

  1. ISAAA Brief 55 (2019) – Global Status of Commercialized Biotech/GM Crops
    https://www.isaaa.org/resources/publications/briefs/55/default.asp
  2. Department of Agriculture – Philippines (2021) – Approval of Golden Rice
    https://www.da.gov.ph
  3. IRRI (2020) – Golden Rice Project
    https://www.irri.org/golden-rice
  4. James, C. (2018). ISAAA Annual Report – Economic impact of GM crops in Asia
  5. https://www.dost.gov.ph/knowledge-resources/downloads/file/5646-joint-department-circular-no-1-rules-and-regulations-for-the-research-and-development-handling-and-use-transboundary-movement-release-into-the-environment-and-management-of-genetically-modified-plant-and-plant-products-derived-from-the-use-of-modern-biote.html

Ayo kamu, jangan lupa lakukan kunjungan di akun-akun social media CropLife Indonesia untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai edukasi dan inovasi teknologi pertanian di Indonesia.
Twitter : @croplifeindo
LinkedIn : Croplife Indonesia
Youtube : Croplife Indonesia
Facebook : Croplife Indonesia
Instagram : Croplife Indonesia
Tiktok : Croplife Indonesia

Leave a Comment

Your email address will not be published.